BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencampuran (mixing) adalah proses
yang menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan
tersebut terpisah dalam fasa yang berbeda. Dalam kimia, suatu pencampuran
(mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih
yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi, sementara tidak ada perubahan
fisik dalam suatu pencampuran, sifat kimia suatu pencampuran seperti titik
lelehnya dapat menyimpang dari komponennya.
Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi
ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat
lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan
dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah
terjadinya homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran.
Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya
reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dan dampak
tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran.
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian
pencampuran
2. Mengetahui tujuan
pencampuran
3. Mengetahui jenis – jenis
pencampuran
4. Menetahui macam – macam alat
pencampuran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mixing
(pencampuran)
Pencampuran (mixing) adalah proses
yang menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan
tersebut terpisah dalam fasa yang berbeda. Dalam kimia, suatu pencampuran
(mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih
yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi, sementara tidak ada perubahan
fisik dalam suatu pencampuran, sifat kimia suatu pencampuran seperti titik
lelehnya dapat menyimpang dari komponennya. Pencampuran dapat dipisahkan
menjadi komponen aslinya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen
atau heterogen
B.
Tujuan Mixing Pencampuran
Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi
ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat
lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan
dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah
terjadinya homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran.
Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya
reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dan dampak
tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran.
Dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai multi
fungsi yaitu ketika proses dilakukan didalam tangki berpengaduk mekanis,
pengaduk menjalankan banyak tugas, sebagai contoh dalam tangki kristalisasi
harus memperhatikan bulk blending, heat transfer dan suspense kristal.
C.
Jenis – Jenis Pencampuran
1. Pencampuran bahan padat-padat
Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai
yang akan menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran
bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk
menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang
digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana
yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai
perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
2. Pencampuran bahan cair-gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan
ke dalam cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan
berbentuk gas. Contohnya Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi
cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam instalasi
penjernih biologis).
3.
Pencampuran bahan cair-padat
Pada
persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada pembuatan
produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan padat.
Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi bila
kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan.
Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan.
4.
Pencampuran Cair-Cair
Tujuan
pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan
proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang
komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan
larutan injeksi. Metode
yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan
metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar
5.
Pencampuran
Gas
– Padat
Pencampuran
gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang dilakukan. Proses tersebut
digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara pneumatic, pada pembakaran
serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya adalah bagaimana mendistribusikan
bahan padat itu secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada
pencampuran gas dengan bahan padat akan terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting untuk mencampur gas
dengan bahan padat adalah dengan menggunakan aat penakar bahan padat dan
penyemburan dengan alat semprot.
6.
Pencampuran
Gas
– gas
Pencampuran
gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran bahan bakar yang
berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas (misalnya campuran bahan bakar –
udara). Metode terpenting untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran
dengan alat semprot atau injektor.
7.
Pencampuran
padat – gas
Pencampuran
bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan, pemanggangan
ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas
selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri,
ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. alat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali
dikenal dengan bejana
unggun terdifusikan.
D.
Macam – macam alat
pencampuran
Macam-macam
alat pencampur antara lain:
1.
Alat pencampur liquid
Untuk pencampuran liquid, propeller mixer adalah
jenis yang paling umum dan memuaskan, alat ini terdiri dari tangki silinder
yang dilengkapi dengan propeller atau blender beserta motor
pemutar, bentuk propeller, impeller, blender dibesain
sedemikian rupa untuk efektivitas pencampuran dan disesuaikan dengan viskositas
fluida. Pada jenis alat pencampur ini, diusahakan untuk menghindari tipe aliran
monoton yang berputar melingkari dinding yang sangat kecil konstribusinya
terhadap pengaruh pencampuran.
2. Alat pencampur granula
Dalam pencampuran ini dapat digunakan ribbon blender
dan double cone mixer. Ribbon blender terdiri dari silinder horizontal
yang didalamnya dilengkapi dengan screw berputar. Double cone blender
adalah alat pencampur yang terdiri dari dua kerucut yang berputar pada
porosnya, jika kerucut berputar maka tepung granula berada di dalam granula
yang berada di dalam volume kerucut akan teragritasi dan tercampur. Pencampuran
tipe ini memerlukan energi yang dikonsumsi diubah menjadi panas yang dapat
menyebabkan terjadinya kenaikan suhu dari produk. Untuk menentukan jenis dari
alat pencampur tergantung pada jenis bahan yang akan dicampurkan (cair, padat,
gas), kecepatan alat yang diinginkan serta kekentalan dari suatu bahan
tersebut.
Alat
pencampur ini dikelompokkan menurut kekentalan yaitu:
a)
Alat pencampur untuk bahan cair yang memiliki viskositas
rendah-sedang
b)
Alat pencampur untuk bahan cair yang memiliki viskositas
tinggi-pasta
c)
Alat pencampur untuk tepung kering atau padatan.
3.
Alat pencampur untuk tepung yang
kering atau padatan
Dalam melakukan pencampuran dibutuhkan kecepatan dari suatu
alat pencampur. Kecepatan komponen-komponen cairan yang dicampurkan disebabkan
oleh pengadukan dan kecepatan pengadukan terdiri dari:
a) Kecepatan radial yang berfungsi
sebagai arah ke pengaduk
b) Kecepatan longitudinal, pararel dari
pengaduk
c)
Kecepatan rotasional tangensial ke pengaduk
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Pencampuran (mixing) adalah proses yang menyebabkan
tercampurnya suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah
dalam fasa yang berbeda.
2.
Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi
ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat
lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan
dalam setiap titik dalam pencampuran.
B. SARAN
Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang mixing lebih spesifik agar para mahasiswa/ mahasiswi dapat mengaplikasikan di dunia kerja .
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dhadhang, W. K, Teuku N. S. S, 2012, Teknologi
Sediaan Farmasi, Laboratorium Farmasetika Unsoed, Purwokerto.
2.
Husni Lubis, Ahmad, 2012, Pencampuran Bahan Kimia
(MIXING PROCES), http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html,
Diakses tanggal 15 Mei 2012.
3.
Voight, R, 1977, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
bro... bagaimana caranya agar postingan blog kita berada di halaman awal di google?????
BalasHapus